Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Senin, 16 Desember 2024 | 14 Jumadil Akhir 1446 H | Dibaca : 27 Kali
Cik Is Ceritakan Dialog Imam Syafi'i Dengan Gurunya Pada Santri SMP Babussalam
Redaksi
Reporter
Tuan Guru Syekh H Ismail Royan menggelar silaturrahim dengan santriwan dan santriwati SMP Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru.
Pertemuan berlangsung di Gedung Serbaguna Haji Ahmad Royan pada Jumat, 13 Desember 2024, ba’da Shalat Ashar.
Pertemuan tersebut mengiringi jadwal kepulangan semua santri SMP Babussalam yang dimulai Sabtu, 14 Desember 2024. Agenda pulang ke rumah masing-masing dalam rangka libur panjang akhir semester ganjil Tahun Pelajaran 2024/2025.
Tuan Guru pada bagian awal mengatakan, tak banyak nasehat yang akan disampaikan. Karena nasehat-nasehat dari beliau sudah sering didengar. Bahkan beliau yakin semua santri telah hapal.
"Cik Is hanya mau menceritakan kisah satu ulama. Mari kita ambil manfaat atau pelajaran dari kisah tersebut," ungkap Tuan Guru.
Cik Is merupakan sebutan atau panggilan oleh para santri kepada Tuan Guru.
Ternyata beliau bercerita tentang satu dialog Imam Muhammad Syafi'i dengan gurunya. Imam Syafi'i merupakan ulama masyhur dan diakui sebagai 1 dari 4 imam mazhab yang diakui dalam Islam.
Diceritakan Tuan Guru, Imam Syafi'i merupakan murid yang cerdas dan kuat dalam hapalan. Terutama untuk Al Qur'an dan Hadits.
Pada satu saat, Imam Syafi'i mengeluh pada gurunya. Beliau merasa hapalannya mulai terganggu. Tidak lancar lagi.
Lalu sang guru hanya memberi nasehat singkat. "Tinggalkan maksiat," ujar sang guru seperti dikutip Cik Is.
Menurut Cik Is, ini juga yang terjadi pada kita saat ini. Banyak hal yang bisa mengganggu, yang membuat kita tidak khusyuk beribadah, menjauh dari agama ataupun melupakan Allah subhanallahu wata'ala.
Satu di antaranya adalah perkembangan teknologi informasi seperti handphone. Bahkan saat ini anak-anak sudah pandai menggunakan alat komunikasi tersebut.
Di sisi lain, lanjut Tuan Guru, sebagai orang-orang beriman kita selalu diganggu ataupun digoda oleh setan. Karena itulah umat Islam selalu meminta pertolongan kepada Allah sekurang-kurangnya 5 kali sehari dalam shalat fardhu.
"Itulah yang membuat Cik Is mau ngobrol sama anak-anak Cik Is. Kita bersama saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan," jelas beliau.
Lantas Tuan Guru juga mengingatkan bahwa saat liburan pulang ke rumah, bukan berarti bagaikan bebas lepas seperti baru keluar dari penjara.
Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dipertahankan selama liburan. Seperti ibadah wajib shalat 5 waktu, di awal waktu, berjamaah dan di masjid.
Lalu ibadah sunnah yang biasa dikerjakan selama mondok, hapalan ayat-ayat Al-Qur'an, dan lainnya.
"Inilah kesempatan Cik Is untuk saling mengingatkan. Semoga senantiasa kita diberi kekuatan menjaga semua ibadah yang kita dilakukan," harap Tuan Guru lagi.
Pada bagian akhir, Tuan Guru langsung memimpin pembacaan doa bersama.(*)