Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Kamis, 13 Februari 2025 | 14 Sya’ban 1446 H | Dibaca : 87 Kali
Ceramah Isra’ Mi’raj Ustadz Ibnu Arbi Tarigan Dari Perspektif Iman dan Ilmu Pengetahuan
Ustadz Ibnu Arbi Tarigan SPdI menjadi penceramah ketiga dalam peringatan Isra' Mi'raj 1446 H di Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru.
Ustadz yang mengajar di SMP Babussalam itu membahas peristiwa luar biasa tersebut dari perspektif keimanan dan ilmu pengetahuan.
Dijelaskan Ustadz Ibnu Arbi, dari sudut pandang keimanan maka sebagai umat Islam harus percaya dengan peristiwa perjalanan malam dan naik ke langit Nabi Muhammad.
Karena rujukannya yang pasti adalah Al-Qur'an. Selain ayat 1 Surah Al Isra', peristiwa menakjubkan tersebut juga disebutkan dalam Surah An-Najm ayat 12-18.
"Tapi bagi umat selain Islam hal itu tidak bisa digunakan. Maka kita perlu menjelaskan dalam perspektif ilmu pengetahuan," ujar beliau.
Alasan terjadi Isra' Mi'raj, pertama guna menghibur Rasulullah SAW karena wafatnya istri beliau, Sayyidatuna Siti Khadijah.
Kedua, menguatkan keimanan Rasulullah SAW dan umatnya. Maka di situlah keluarnya kewajiban solat yang bertujuan untuk menguatkan iman.
Ketiga, menerima perintah shalat 5 waktu sehari semalam.
Maka salah satu penjelasan ilmiah yang digunakan adalah memakai Teori Relativitas dari Albert Einstein. Disebutkan, kecepatan gerak satu benda mempengaruhi waktu. Semakin cepat gerak maka semakin singkat waktu yang diperlukan.
Dalam kisahnya, Buraq yakni hewan yang membawa Nabi memiliki kecepatan yang luar biasa. Satu riwayat menyebutkan satu langkah Buraq sama dengan sejauh pandangan mata.
Namun beliau mengasumsikan sejauh pandangan mata itu sama dengan jarak pandang satu teleskop yang digunakan untuk melihat bulan.
Kedua, menggunakan pendekatan Wormhole Theory alias Teori Lubang Cacing. Diajukan ilmuwan fisika Albert Einstein dan Nathan Rosen untuk menjelaskan tentang hubungan dimensi ruang dan waktu. Lubang cacing murni hipotesis yang bersifat sementara atau tentatif.
Namun ada ulama mengaitkan teori itu dengan Surah Az Zariyat ayat 7. Yang terjemahannya, "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan pintas".
Kedua, Surah At Takwir ayat 15 dan 16, yang berarti, "Aku bersumpah demi bintang-bintang (15) dan "yang beredar dan terbenam" (16).
Kata Alhunnas artinya yang tersembunyi. Itu sifat lubang cacing itu tersembunyi. Sedangkan alkunnâs bermakna menyapu. Sifat cacing menyapu semua yang ada di sekitarnya.(*)