Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Selasa, 02 Agustus 2016 | 27 Syawwal 1437 H | Dibaca : 2959 Kali
Open House Babussalam, Sekretaris Kadis Dukungan Keberadaan Pesantren
Penulis
Reporter
Sekitar 1.500 orang menghadiri Open House atau Ta’aruf Pondok Pesantren Babussalam, Sabtu, 16 Juli 2016. Ini adalah kegiatan perdana dalam rangka menyambut kehadiran para murid dan siswa baru di semua jenjang pendidikan yang dibina Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan.
Tentu saja yang hadir adalah para peserta didik baru, orang tua serta kerabat dekat mereka. Selaky tuan rumah hadir langsung Ketua Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan Syekh H Ismail Royan beserta pengurus yayasan lain, Direktur Pendidikan Pesantren Babussalam Drs Imron Effendy Hasibuan MA, para kepala sekolah dan mejelis guru.
Turut pula hadir Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau Drs Abdul Kadir, dan Drs Darisman MPd mewakili Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pekanbaru, dan Drs H Damhir mewakili Kemenag Kota Pekanbaru.
Dalam sambutannya mewakili Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Pak Abdul Kadir mendukung sepenuhnya keberadaan pesantren. Ia yakin peran pesantren menjadi salah satu benteng utama bagi masa generasi penerus bangsa. Karena mereka sudah dilatih mandiri dengan dalam lingkungan disiplin dan tata tertib yang bagus.
Di sini para generasi muda juga diajarkan baik ilmu dunia maupun ilmu agama.Ditambah lagi dengan adanya praktik langsung ibadah yang setiap saat dilaksanakan.
Beliau juga mendukung beberapa kebijakan pesantren seperti siswa dilarang membawa telepon selular dan tidak membawa kendaraan. Sebab fasilitas tersebut bisa membuat para generasi muda sekarang tidak fokus belajar.
Hal ini juga diberlakukannya terhadap putra yang kuliah di UGM Yogyakarta. Beliau tidak membekali anaknya dengan sepeda motor. Tapi hanya menyediakan sepeda dayung. Dan hingga kini mengambil S2 di UI Jakarta pun, anaknya masih pakai sepeda.
Beliau juga menegaskan sangat jarang ada laporan bahwa di pesantren terjadi pemakaian Narkoba di kalangan para santri. Justru laporan praktik konsumsi Narkoba banyak terjadi di sekolah umum.
‘’Jadi untuk tempat pendidikan anak kita agar selamat dunia dan akhirat inilah tempatnya. Karena anak-anak juga dididik agar beriman dan bertakwa,’’ ujar Sekretaris Kadis.
Ditegaskan beliau, tidak ada pendidikan tanpa bantuan orang tua. Apalagi ini merupakan investasi masa depan dunia dan akhirat. Pahala yang didapatkan para orang tua akan terus mengalir. Maka orang tua memang diharapkan partisipasinya membangun sekolah dengan nawaitu yang ikhlas.
Keikhlasan orang tua juga diperlukan dalam melepas anaknya masuk pesantren karena sistem asrama. Di sini diperlukan keinginan kuat dari sang anak dan pengorbanan para orang tua.
‘’Ini masa transisi jadi harus lapang dada dan ikhlas. Pasti ada solusi, jangan tanggapi secara emosional jika ada pengaduan dari anak-anak kita. Para orang tua harus yakin dengan pembinaan pesantren,’’ harap beliau lagi.(*)
Foto: Syekh H Ismail Royan (enam dari kiri) dan Drs Abdul Kadir (lima dari kiri) beserta pimpinan pesantren dan wali murid foto bersama tiga perwakilan peserta didik baru.