Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Kamis, 24 April 2025 | 25 Syawwal 1446 H | Dibaca : 33 Kali
Tuan Guru Ingatkan Soal Hawa Nafsu Yang Berkedok Hobi Sehari-Hari
Redaksi
Reporter
Tuan Guru Syekh H Ismail Royan memberikan pesan penting dalam acara Halal Bihalal keluarga besar Pondok Pesantren Babussalam. Kegiatan dilakukan di Masjid Darussalam.
Menurut Tuan Guru dalam sambutannya, bulan suci Ramadhan seharusnya membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari bagi muslim dan muslimat. Karena itu merupakan bulan melatih dan menempa diri selama satu bulan.
Baik dalam menahan diri dari haus dan lapar. Juga mengendalikan hawa nafsu, mengasah kepedulian kepada sesama.
Menurut Tuan Guru, banyak sekali "kabel" hawa nafsu dalam diri manusia. Ada yang disadari ada pula yang tidak disadari.
Misalnya, dalam istilah sehari-hari ada yang disebut dengan hobi. Kadang kala hobi tersebut bisa menjadi hawa nafsu yang tak terkendalikan.
Tuan Guru mencontohkan karena suka dengan sepatu maka kita pun mengoleksi sepatu. Beli sepatu itu beli sepatu ini, dengan berbagai merk dan harga. Saking banyaknya sehingga tidak bermanfaat.
"Ini menjadi salah satu contoh hawa nafsu yang tidak terkendali," ujar Tuan Guru.
Lainnya, hobi makan. Maka kita pun beli makanan ini, mencoba makanan itu. Tidak sadar, lanjut Tuan Guru, kita pun terperosok dalam perbuatan hawa nafsu yang harus kita puaskan dalam hidup keseharian.
Ada lagi hawa nafsu mengumpulkan jam tangan. Kita bangga memiliki banyak jam tangan dengan berbagai merk.
Termasuk juga menurut Tuan Guru, perbuatan atau hobi merokok. Pagi merokok, siang merokok, malam pun merokok.
"Maka banyak sekali perbuatan hawa nafsu yang kita lakukan. Bahkan kita anggap biasa saja," ujar Cik Is mempertegas.
Untuk itu, beliau pun mengingatkan para santri semuanya untuk berhati-hati. Apalagi di pesantren semua dilatih mengendalikan hawa nafsu tersebut.
Diakui beliau, ada hawa nafsu yang harus dihilangkan, ada pula yang tidak bisa dihilangkan. Bagi yang tidak bisa dihilangkan maka harus dikendalikan. Dalam amalan Thariqah Naqsabandiyah, menurut Tuan Guru, ada 7 tempat hawa nafsu. Ini harus dihindari.
Di antaranya hawa nafsu hubbudunya alias terlalu cinta dunia. Ada tamak, tak pernah merasa cukup, selalu merasa kurang.
Ada juga sifat pemarah, suka mengeluarkan kata kotor, sumpah serapah. Lainnya, sifat iri, busuk hati, dan dengki. Juga sifat sombong, tinggi hati, ujub, ria. Yang lain ada sifat suka menghayal, panjang angan-angan. Tak melihat pada potensi diri.
Terakhir ada lagi aifat tercela lainnya. Yakni sifat lalai dan jahil. "Inilah tempat atau sifat yang harus kita bersihkan dari diri kita. Selama satu bulan berpuasa itulah di antaranya yang kita perangi," ungkap Tuan Guru.