SMA Swasta Babussalam (SMASBA) Cup II Tahun 2024 resmi dimulai Sabtu, 2 Maret 2024, pagi ini. Peresmian dilakukan oleh Khalif.
Reporter
Syaikh Fadi Fuad Alamuddin dari Kota Beirut, Lebanon, Timur Tengah, bersilaturrahim dengan keluarga besar Pondok Pesantren Babussalam, Pekanbaru, Senin, 1 September 2025. Bertepatan dengan 8 Rabi'ul Awal 1447 H.
Pada kesempatan tersebut, murid dari Syaikh Abdullah Al Harori dari Lebanon ini, juga memberikan mau'izah hasanah kepada santri SMA Babussalam. Turut hadir Kepala SMA Babussalam Ustadz Salahuddin SAg MPd, Kepala SMP Babussalam Ustadz H Khoirul Fajri Lc MH dan sejumlah guru.
Dalam tausiyahnya, Syaikh Fadi bicara banyak hal, termasuk tentang Maulid Nabi. Beliau juga menjawab sejumlah pertanyaan dari guru dan santri.
Di antaranya menjawab pertanyaan tentang pendapat yang mengatakan bahwa Maulid Nabi sebagai bida'ah. Beliau pun mengutip pendapat Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa bid'ah terbagi dua; Bid'ah Hasanah (terpuji) dan Bid'ah Sayyiah (tercela).
Maulid Nabi dibolehkan karena masuk Bid'ah Hasanah. Kegiatan tersebut hal yang baru atau tidak dilakukan di masa Rasulullah tapi baik untuk dilakukan.
Syaikh Fadi juga menjawab tentang awal mula seremonial peringatan Maulid Nabi yang dilakukan secara besar. Menurut beliau, perayaan Maulid Nabi di kalangan penguasa pertama kali dilakukan oleh Raja Muzhaffar. Raja ini merupakan penguasa di Irbil (di Irak sekarang), yang dikenal bijak dan dermawan.
Awal Mula Perayaan Maulid Nabi
Laman jatim.nu.or.id juga menceritakan hal tersebut. Kisah ini ceritakan Imam Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi (wafat 991 H) dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawi (Beirut, Darul Fikr: 2004, juz I, halaman 182).
Ia menulis yang artinya: “Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (Maulid Nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Muzhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dialah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Muzhaffari di kaki gunung Qasiyun.”
Nama lengkapnya, Raja Muzhaffaruddin Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin bin Muhammad at-Turkamani. Ia merupakan seorang penguasa yang sangat perkasa, bijaksana, dan pemberani di sebuah satu kota besar yang terletak di Irak bagian timur, yaitu Irbil.
Tidak ada catatan secara pasti dari para ulama ahli sejarah perihal tahun kelahirannya. Hanya saja, Syekh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman ad-Dzahabi (wafat 748 H) dalam kitab fragmennya menengarai bahwa Raja Muzhaffaruddin atau Raja Muzhaffar lahir pada tahun 549 dan wafat di usia 82 tahun, tepatnya pada tahun 630 Hijriyah. (Ad-Dzahabi, Siyaru A’lamin Nubala’ [Muassasah ar-Risalah, cetakan III: 1405 H, tahqiq: Syekh Syu’ib], juz XXII, halaman 334).
Kepribadian Raja Muzhaffar Muzhaffar kecil tumbuh dan dibesarkan di lingkungan kerajaan yang sangat perkasa. Ayahnya merupakan penguasa Irbil yang sangat bijaksana dan pemberani, sehingga karakter mulia itu mengalir dan tertanam dalam diri putranya.
Sebagai putra kerajaan, Muzhaffar kecil sering mengikuti pelatihan-pelatihan perang yang diselenggarakan di kerajaannya. Sehingga tidak heran jika ia tumbuh sebagai sosok yang gagah dan pemberani. Ia juga sangat bijak dalam mengambil langkah demi kemaslahatan dan kemajuan kerajaan yang sesuai dengan norma-norma dalam ajaran Islam.
Ia juga tumbuh sebagai sosok yang sangat gemar dalam mempelajari ilmu agama Islam. Tidak sedikit waktu yang ia luangkan untuk memperdalam ajaran Islam kepada para ulama di masa itu. Bahkan, ia membangun tempat khusus bagi para ulama agar bisa berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam di tempat tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga membangun sebuah lembaga secara khusus untuk mazhab Syafi’iyah, dan lembaga mazhab Hanafiyah. Di lembaga tersebut diajarkan kitab-kitab secara khusus dari kalangan mazhab Syafi’iyah dan Hanafiyah.
Hal ini sebagaimana yang ditegaskan oleh Syekh Dr. Muhammad Ali ash-Shalabi, dalam kitabnya yang artinya: “Ia (Raja Muzhaffar) membangun beberapa tempat untuk ulama ahli tasawuf, kemudian ia menempatkan mereka agar meriwayatkan ilmu dengan metode pendengaran. Ia juga membangun instansi lembaga pendidikan untuk mazhab Syafi’iyah dan mazhab Hanafiyah.” (Ali as-Shalabi, al-Hamalatus Shalabiyah, [Darul Kitab at-Tsaqafi: tt], halaman 264).
Selain dikenal sebagai sosok yang gagah, pemberani, dan gemar dalam hal-hal kebaikan. Sifat lain yang perlu diteladani darinya adalah kedermawanannya. Ia merupakan pribadi yang sangat dermawan, suka bersedekah, dan gemar menolong orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya.
Sebagaimana ditegaskan oleh Imam ad-Dzahabi yang artinya: “Ia adalah pribadi yang senang bersedekah. Dalam setiap harinya ia membagikan beberapa kati yang berisi roti. Ia juga memiliki tempat yang disediakan untuk ditempati orang-orang yang mendatanginya, kemudian memberikan suguhan yang layak baginya.” (Ad-Dzahabi, 22/335).(*)
SMA Swasta Babussalam (SMASBA) Cup II Tahun 2024 resmi dimulai Sabtu, 2 Maret 2024, pagi ini. Peresmian dilakukan oleh Khalif.
Para santri SMA Babussalam Pekanbaru menggelar kegiatan spesial guna memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT Ke-79 PGRI. Kegia.