Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Minggu, 06 Agustus 2017 | 13 Zulqaidah 1438 H | Dibaca : 3080 Kali
H Bulyan Royan Meninggal Ahad Pagi di Jakarta
Penulis
Reporter
Hingga sore hari masyarakat, kerabat serta keluarga almarhum H Bulyan Royan masih menanti di pondok pesantren. Sejumlah pejabat juga turut hadir pada sore itu seperti Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman, Wakil Gubernur Riau H Wan Thamrin Hasyim, Ketua DPRD Riau Hj Septina Primawati, mantan Sekdaprov Riau Zaini Ismail, Plt Ketua DPD Partai Demokrat Riau Drs H Achmad MSi yang juga mantan Bupati Rokan Hulu.
Semuanya berkumpul menanti kedatangan jenazah almarhum yang dibawa dari Jakarta menuju Pekanbaru. Sekitar pukul 16.50 WIB, dari dalam Kompleks Pesantren Babussalam sirene ambulans samar-samar terdengar mendekat. Ratusan pelayat yang telah menunggu sejak siang kemudian berdiri menanti kedatangan jenazah almarhum.
Ambulans itupun berhenti tepat di depan gedung Haji Ahmad Royan yang berada tepat di samping Masjid Darussalam. Perlahan jenazah almarhum dikeluarkan dan digotong ke dalam gedung.
Jenazah almarhum Bulyan Royan sempat dikeluarkan dari dalam peti kayu berukuran sekitar 1 x2 meter. Beberapa kerabat dekat langsung mengucurkan air mata, melihat sosok yang disayangi terbaring ditutupi kain putih.
Adik kandung almarhum yakni Tuan Guru Syekh H Ismail Royan yang juga pimpinan Pesantren Babussalam sempat menyampaikan doa terakhir bagi sang kakak. Ia juga berharap kepada seluruh kerabat, orang dekat serta masyarakat yang hadir dapat memaafkan kesalahan almarhum.
Tepat di sebalah Ismail Royan berdiri Wagubri H Wan Thamrin Hasyim. Pelan-pelan mikrofon yang ia pegang diserahkan kepada Wagubri. "Di depan kita terbaring saudara, adik, dinda H Bulyan Royan. Saya mewakili masyarakat Riau ikut berbelasungkawa. Secara pribadi beliau selama ini sangat dekat dengan saya," ujar Wan Thamrin mengawali sambutannya.
Ia pun meminta kepada seluruh pelayat yang hadir agar melepas kepergian almarhum dengan ikhlas. Kepada keluarga yang ditinggalkan Wagubri berharap agar tabah dan sabar dalam menghadapi coba tersebut.
"Mari kita lepaskan jenazah dengan sebaik-baiknya doa. Selamat jalan adinda. Doa kami mengiringi kepergian adinda," tutupnya.
Jenazah almarhum dimasukkan kembali ke dalam peti jenazah. Kotak kayu itu kemudian dibalutkan dengan kain panjang batik. Lalu ditutupi kain hijau berlazafazkan "Innalilahi wainna ilahi rojiun". Jenazah almarhum dibawa keluar gedung menuju masjid untuk disalatkan.
Tepat sebelum penyelenggaraan salat jenazah, Gubri Arsyadjuliandi Rachman datang. Dengan mengenakan baju koko putih, Gubri langsung memasuki masjid dan mengikuti proses salat. Setelah usai, jenazah kemudian kembali digotong untuk dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga yang terletak kompleks masjid. Suasana haru masih menyelimuti. Tenda biru yang telah berdiri di atas tanah makam seolah meneduhi kepergian Bulyan.
Usai dikuburkan, pelayat yang hadir menyempatkan diri untuk membacakan doa untuk almarhum. Dari pihak ponpes akan menggelar doa selama tiga hari berturut-turut sejak malam itu. Prosesi pemakaman pun berakhir yang disambut kumandang Azan Maghrib yang terdengar nyaring dari pengeras suara masjid.(*)
Ket Foto: Suasana saat almarhum disolatkan dengan imam Tuan Guru Syekh H Ismail Royan.