Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Senin, 21 Maret 2022 | 17 Sya’ban 1443 H | Dibaca : 2202 Kali
Ratib Saman, Zikir Khas Thariqat Naqsabandiyah Dilakukan Ponpes Babussalam Saat Isra' Mi'raj
Penulis
Reporter
Setiap memperingati Isra' Mi'raj Pondok Pesantren Babussalam tak lupa menggelar zikir yang disebut Ratib Saman.
Dan pada tahun 1443 H/2022 M, Ratib Saman dilakukan pada Sabtu, 27 Februari malam di Masjid Darussalam, kompleks Ponpes Babussalam.
Zikir dipimpin oleh Khalifah Yunan Helmi, Khalifah Muhammad Ali Siregar, dll
Sedangkan pesertanya adalah para santriwan SMP dan SMA Babussalam.
Ratib Saman merupakan bentuk zikir yang dikembangkan serta diamalkan oleh seorang ulama thariqat terkemuka bernama Syeikh Muhammad Saman Al-Madani. Beliau bermukim di Madinah Al-Munawwarah.
Zikir ini lebih banyak dilakukan dalam keadaan berdiri secara berkelompok dengan membentuk lingkaran. Sambil mengagungkan asma Allah dengan suara lantang, jamaah zikir menggerakkan badannya sedikit membungkuk ke kiri dan ke kanan secara bersamaan.
Ratib Saman kegiatan ritual yang diajarkan sejumlah thariqat, termasuk di Indonesia. Dulu, di wilayah Sumatera timur dilakukan oleh Thariqat Naqsabandiyah yang dibawa dan dikembangkan oleh Syekh Abdul Wahab Rokan.
Nama lengkap Syeikh Muhammad Saman Al-Madani adalah Gauts Zaman Al-Waly Qutbil Akwan Syeikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman al-Madani. Salah seorang keturunan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Sayyidina Rasulullah SAW.
Syeikh Muhammad Saman Al-Madani lahir di kota Madinah pada tahun 1132 H/bertepatan tahun 1718 M. Dan wafat pada Rabu 2 Dzulhijjah 1189 H dimakamkan di Baqi’. Beliau juga pendiri Thariqat Samaniyyah, sekaligus sebagai penjaga Makam Rasulullah Saw.
Mengutip dari wikipedia, beliau seorang ahlussunah wal jama'ah dengan paham Asy'ariyah di bidang tauhid (akidah), bermazhab Syafi'iyah di bidang fikih furu' ibadah, dan berpegang pada Junaid al-Baghdadi pada bidang tasawuf.
Beliau adalah seorang fakih, ahli hadits, dan sejarawan pada masanya. Dan merupakan juru kunci kota Madinah dan penjaga makam Nabi Muhammad.
Guru mursyidnya adalah Sayyidina Syekh Mustafa Bakri, seorang wali agung dari Syiria, dari pihak ayah keturunan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq RA dari pihak ibu keturunan Sayidina Husin Sibthi Rasulullah SAW.
Pangkat kewalian dia adalah seorang pamungkas para wali, yakni Gauts Zaman, dan wali Qutb Akwan, yakni kewalian yg hanya bisa dicapai oleh para sadah yang dalam tiap periode 200 tahun sekali.(*)