Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Kamis, 12 Mei 2022 | 10 Syawwal 1443 H | Dibaca : 2034 Kali
Sebanyak 38 Orang Mengikuti Ibadah Suluk Ramadhan Selama 20 Hari
Penulis
Reporter
Alhamdulillah, kegiatan suluk Ramadhan 1443 H jamaah Thariqat Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Babusssalam Pekanbaru, berjalan lancar.
Kegiatan suluk tersebut berlangsung selama 20 hari mulai dari 8-28 Ramadhan atau 10-30 April. Mursyid-nya adalah Syekh H Ismail Royan bin Haji Ahmad Royan, yang juga Pimpinan Ponpes Babussalam.
Kegiatan ibadah suluk tahun ini merupakan tahun kedua yang diselenggarakan selama 20 hari. Jumlah jamaahnya 38 orang dengan rincian, 31 laki-laki dan 7 perempuan. Dan sebanyak enam orang di antaranya merupakan santri Ponpes Babussalam.
Para jamaah suluk tidak hanya berasal dari beberapa kota/kabupaten dalam Provinsi Riau. Sejumlah jamaah juga berasal Provinsi Sumatera Utara seperti Medan dan Padang Sidempuan. Juga ada berasal dari Danau Maninjau, Sumatera Barat.
Hari terakhir ibadah suluk ditandai dengan berbuka puasa bersama di Gedung Serbaguna Haji Ahmad Royan, kompleks Ponpes Babussalam.
Selain pesan dan nasehat dari Syekh H Ismail Royan selaku Mursyid, pada kesempatan itu juga ada tausiyah Ramadhan jelang berbuka yang disampaikan Kh. H. Azman yang merupakan jamaah suluk dari padang sidempuan
Usai berbuka puasa bersama, Syekh H Ismail Royan membagikan foto kegiatan suluk kepada semua peserta suluk.
Apa yang Dimaksud Suluk
Berikut pengertian suluk menurut Mushlihin S.Pd.I, M.Pd.I dalam referensimakalah.com (24 Oktober 2012). Secara etimologis, kata suluk berarti jalan atau cara, bisa juga diartikan kelakuan atau tingkah laku, sehingga Husnu al-Suluk berarti kelakuan yang baik.
Kata suluk adalah bentuk masdar yang diturunkan dari bentuk verbal "salaka yasluku" yang secara harfiah mengandung beberapa arti yaitu "Memasuki, melalui jalan, bertindak dan memasukkan".
Khan Sahib Kahja Khan (pakar bidang tasawuf dari India) mangatakan bahwa salik ialah orang yang tengah menempuh perjalan rohani (suluk).
Cgril Glasse dalam Ensiklopedi Islam, yang dimaksud suluk adalah keadaan jiwa atau tindakan kalangan sufi yang dipandang sebagai sebuah perjalanan kepada Allah.
Menurut al-Gazali, suluk berarti menjernihkan akhlak, amal pengetahuan. Suluk dilakukan dengan cara aktif berkecimpung dengan amal lahir dan amal batin. Semua kesibukan hamba dicurahkan kepada Tuhannya, dengan membersihkan bathinnya untuk persiapan wushul kepada-Nya.
Gufron A. Mas 'Adi dalam Ensiklopedi Islam mengatakan, suluk merupakan keadaan jiwa atau tindakan kalangan sufi yang dipandang sebagai sebuah perjalanan kepada Tuhan.
Istilah ini juga menunjukkan pada sebuah quasi magis, dan sebuah ucapan spiritualis yang bercorak lokal Indonesia dikenal sebagai upacara suluk. Dalam upacara ini pelakunya berusaha mencapai kekuatan psikis atau magis dengan mempertahankan diri dari serangan dunia spirit selama satu malam, yang mana seseorang dimatikan secara simbolik.
Secara garis besar suluk merupakan kegiatan seseorang untuk menuju kedekatan diri kepada Allah, suluk hampir sama dengan tarekat, yakni cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Hanya saja, kalau tarekat masih bersifat konseptual, sedangkan suluk sudah dalam bentuk teknis oprasional.
Oprasional dalam arti yang sesungguhnya: bukan sekadar teori melainkan langsung dipraktikkan dalam tingkah laku keseharian. Kata suluk berasal dari terminologi dalam Alquran, Fasluki dalam surat an-Nahl (16) Ayat 69.
Suluk di dalam istilah tasawuf adalah jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah SWT atau cara memperoleh ma'rifat. Dalam istilah selanjutnya istilah ini digunakan untuk sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar ia dapat mencapai suatu ihwal (keadaan mental) atau maqam tertentu.
Dalam memahami tasawuf, suluk diartikan sebagai perjalanan spiritual menuju Sang Sumber. Ini adalah metode perjalanan melalui berbagai keadaan dan kedudukan. Seseorang yang menempuh jalan ini disebut salik. Sang hamba yang telah jauh berjalan menuju Allah adalah yang telah sungguh-sungguh menunjukkan penghambaanya kepada Allah.
Adapun hakekat suluk, ialah mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk (dari maksiat lahir dan dari maksiat bathin). Dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji atau mahmudah (dengan taat lahir dan bathin).(*)