Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Jumat, 27 Desember 2024 | 25 Jumadil Akhir 1446 H | Dibaca : 78 Kali
Yuk Cari Tahu Apa Itu Bullying
Redaksi
Reporter
Sebagai narasumber Prof. Dr. Amirah Diniaty M.Pd Kons memaparkan berbagai hal seputar perundungan atau bullying.
Dijelaskan, bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan menyakiti atau merendahkan orang lain yang dianggap lebih lemah.
Ciri-ciri bullying adalah 1) Ada tak keseimbangan antara pelaku dan korban seperti kaya & miskin, yang berkuasa dan yang lemah. Berikutnya 2) Punya niat, 3) Dilakukan berulang dan 4) Ada teror.
Tindakan ini bisa terjadi di berbagai lingkungan. Seperti sekolah, tempat kerja, dan dunia maya.
Masih menurut Prof Amirah, bullying bahasa Arab-nya al-baghyu yang berarti zalim. Ada dua dosa besar yang langsung dibalas Allah yakni buli dan tak hormat ortu.
"Dosa-dosa itu langsung dibalas di dunia. Itu menjadi bukti betapa bencinya Allah pada perilaku bullying," ungkap sang profesor.
Firman Allah tentang perbuatan mengganggu atau menghina juga banyak dalam Al Qur'an. Di antaranya An-Nur ayat 19, Al-Kahfi ayat 18 dan Al-Hujurat ayat 11. Begitu juga ada haditsnya.
Allah menciptakan bentuk terindah dan sempurna pada manusia dibandingkan makhluk lain. Meskipun ada kekurangan sebagai makhluk maka jangan fokus pada kekurangan tersebut. Tapi fokuslah pada kelebihan seseorang itu.
Intan, santriwati SMA Babussalam ikut memberikan pendapatnya. Ia menganalogikan pada segelas air jernih. Jika sudah terkena kotoran (bullying) akan sulit untuk jernih kembali.
Ataupun seperti cermin yang sudah retak atau pecah. Walaupun pelaku buli sudah meminta maaf perasaan korban tak bisa pulih seperti sediakala.
Ini biasanya terjadi sebagai akibat dari jenis bullying verbal, sosial, cyberbullying, dan bullying seksual.
Dampak dan Bagaimana Bersikap
Dampak dari perundungan tersebut bisa sangat luas dan mendalam pada korban. Seperti dampak psikologis marah, putus asa, cemas, takut, minder, sampai bunuh diri.
Bisa juga korban akan melakukan perbuatan yang sama. Bahkan korban menjadi pelaku bahkan lebih brutal.
Dosen UIN Suska Riau itu juga membeberkan beberapa sikap jika terjadi perbuatan buli. Pertama do'akan agar pelaku insyaf atau sadar. Apalagi doa orang yang menjadi korban langsung diijabah Allah.
Lalu berupayalah agar bersikap tetap tenang. Kalau tak bisa menjauh pelaku buli.
"Bisa juga berdiri dan pandang matanya. Katakan aku tak suka dibuli. Sampaikan apa yang dirasa," saran Prof Amirah.
Terhadap buli dunia maya, jelas beliau, bisa memblokir akun sumber buli. Bisa juga copy dengan cara screenshot atau capture lalu laporkan pada pihak yang berwenang.
"Biasakan bangun komunikasi terbuka, lakukan pendekatan, empati pada korban. Jangan merasa sendiri, jangan merasa tak ada yg peduli," nasihat beliau lagi.(*)