Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Selasa, 11 Maret 2025 | 11 Ramadhan 1446 H | Dibaca : 130 Kali
Sebanyak 58 Orang Ikut Bersuluk di Pondok Pesantren Babussalam
Redaksi
Reporter
Kegiatan bersuluk menjadi salah satu ibadah yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru. Namun kegiatan ini bersifat khusus.
Artinya tidak berlaku bagi semua santri. Yang berkeinginan ikut terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari wali santri.
Selain itu, kegiatan suluk juga bisa diikuti selain santri atau orang umum. Yang pasti mereka sudah menjadi anggota tharikat. Yang di Babussalam merupakan Tharikat Naqsabandiyah Kholidiyah, yang dipimpin Tuan Guru Syekh H Ismail Royan sebagai Mursyid.
Bersuluk sudah menjadi kegiatan ibadah rutin di Babussalam selama puasa Ramadhan. Biasanya dilakukan selama 10 hari atau 20 hari.
Untuk tahun 1446 H ini, terdapat 58 peserta yang ikut di awal kegiatan. Dimulai sejak hari Rabu, 5 Maret 2025 petang.
Jumlah tersebut, 31 di antaranya merupakan santri. Santri SMP 12 orang kelas IX dan dari SMA 19 orang kelas XI dan XII.
Selebihnya 22 orang merupakan jamaah tharikat laki-laki dan 5 orang jamaah tharikat perempuan. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Riau ataupun luar Riau. Seperti dari Medan, Padang Sidempuan, Kampar, Rokan Hulu dan Pekanbaru.
Sekilas Tentang Suluk
Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah.
Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat).
Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah).
Caranya mselalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik.
Kata suluk dan salik biasanya berhubungan dengan tasawuf, tarekat dan sufisme.(*)