Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Jumat, 22 September 2017 | 1 Muharram 1439 H | Dibaca : 2674 Kali
Ustad Mahfuz Ihsan Ajak Umat Melakukan Tiga Model Hijrah
Penulis
Reporter
Drs H Mahfuz Ihsan dipercaya memberikan tausiyah memperingati 1 Muharram 1439 H di Pesantren Babussalam. Tausiyah tersebut berlangsung di Masjid Darussalam pada Kamis, 21 September 2017, pagi.
Mengawali tausiyahnya, Ustad Mahfuz yang juga guru di SMA Babussalam mengutip Surah At-Taubah ayat 36. Surah ini menegaskan bahwasannya dalam setahun terdapat 12 bulan.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” Demikian terjemahannya.
Namun beliau sedih karena nama-nama bulan dalam tarikh hijriah tersebut tidak familiar bagi umat Islam di Indonesia. Oleh karena itu beliau mengajak agar jamaah yang hadir maupun umat se-Nusantara mengenal serta membiasakan dengan penanggalan khusus Islam ini.
Di antaranya beliau selalu meminta para santri yang diajarnya, agar selalu membuat tanggal hijriah papan tulis/whiteboard. Secara sekilas beliau malah berharap pemerintah terlibat proses pembiasaan tahun hijriah. Misalnya secara bercanda beliau mengatakan agar pembayaran gaji berdasarkan bulan hijriah.
Tapi pada intinya, mempopulerkan penanggalan hijriah tersebut tanggung jawab umat. Dengan kata lain umat harus melakukan hijrah baik dalam bentuk fisik maupun psikis.
Dalam konteks hijrah, Ustad Mahfuz memaparkan ada tiga model hijrah. Pertama Hijrah Insaniyah yakni setiap pribadi berubah menjadi lebih baik. Dari tabiat buruk menjadi baik. Dari malas menjadi rajin.
Kedua Hijrah Tsaqafiyah. Ini berarti hijrah dalam konteks budaya. Umat jangan berbuat menurut atau meniru adat kaum di luar Islam. Seperti sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR Abu Dawud, hasan)
Ketiga adalah Hijrah Islamiyah. Yakni mengamalkan ajaran agama dengan benar seperti solat dengan tuma’ninah. Artinya bersikap dengan tenang sebagai syarat untuk mencapai kekhusyukan.(*)