Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Minggu, 05 Januari 2020 | 9 Jumadil Awwal 1441 H | Dibaca : 1943 Kali
Gus Ghofur Berharap akan Lahir Ulama Besar Nusantara dari Pesantren Babussalam
Penulis
Reporter
Dalam tausiyahnya kepada para santri Babussalam, Gus Ghofur bercerita tentang ulama-ulama silam yang berasal dari Nusantara termasuk dari Sumatera. Mereka tersebut memberi kontribusi serta pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di berbagai kawasan dunia Islam.
Menurut beliau, para ulama kelas dunia tersebut melahirkan karya tulis hebat dan dibaca oleh para pelajar dan santri di seluruh negeri-negeri Islam.
"Pada malam ini, saya ingin ceritakan kepada santri bahwa dari negeri kita telah lahir banyak ulama kelas dunia yang menghasilkan murid-muridnya sebagai ulama dan tokoh yang berpengaruh di Nusantara. Misalnya ada seorang ulama bernama Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang lahir di Koto Tuo Agam Sumatera Barat tahun 1860.
Kemudian berangkat ke Mekkah untuk belajar dan akhirnya menjadi Guru Besar di Masjidil Haram. Beliau ini bernama Ahmad namun diberi gelar Khatib karena menjadi Khatib tetap di Masjidil Haram" ungkap Gus Ghofur.
Beliau wafat di Mekkah pada tahun 1916 namun telah melahirkan banyak ulama yang mewarnai corak Islam di seluruh berbagai belahan dunia Islam. Misalnya di Indonesia, lanjut Gus Ghofur, ada dua ulama al-'amilin yaitu Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Al-Asy'ari sebagai pendiri Jam'iyah Nahdlatul Ulama dan satu lagi KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Organisasi Muhammadiyah.
Selain itu ada lagi ulama besar juga berasal dari Sumatera yaitu Syekh Muhammad Yasin Al-Padani yang dilahirkan di Mekkah pada tahun 1916 dan wafat di Mekkah tahun 1960. Beliau juga telah melahirkan banyak ulama dan bahkan beliau digelari Musnid Dunia, karena murid-muridnya tersebar di seantero dunia yang meriwayatkan banyak hadits dengan sanad dari Syekh Al-Padani.
''Saya banyak tahu tentang Al-Padani karena Ayahanda saya salah seorang muridnya, dan Ayah selalu menceritakan kehebatan gurunya Al-Padani," ungkap Gus Ghofur mengenang cerita ayahanda beliau KH Maimoen Zubeir yang wafat di Mekkah pada musim haji tahun 1440 H dan dimakamkan di Pemakaman Ma'la Mekkah.
Selain itu ada seorang ulama besar lainnya berasal dari Banten yaitu Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi al-Bantani ulama prolifik yang rajin menulis. Sehingga menghasilkan karya tulis tidak kurang dari 115 kitab dan kitab-kitabnya dipelajari di pondok-pondok pesantren di Nusantara dan di belahan dunia Islam lainnya.
Syekh Nawawi al-Bantani mempunyai karya tulis tafsir Alquran yang beliau beri nama atau judul Miraah Labiid Li Kasyf al-Ma'naa Al-Qur'an a-Majiid. Ketika akan dicetak di Kairo, Mesir, setiap buku harus dibaca Tim Ulama Pengkaji dan harus mendapatkan persetujuan dari Tim Lajnah. Namun setelah mengkajinya maka Tim Ulama sangat kagum dengan kitab tafsir ini sehingga mereka mengundang penulisnya yaitu Syekh Nawawi al-Bantani untuk menanyakan maksud kandungan kitab tafsirnya.
Kemudian ada lagi seorang ulama Syekh Abdul Qadir Al-Mandili (1910 - 1965) yang menjadi guru besar di Masjidil Haram. Beliau seorang ulama berasal dari Mandailing, Sumatera Utara juga sering diceritakan oleh Ayahanda Gus Ghofur.
Bahkan jauh sebelum masanya, ada lagi ulama besar berasal dari Sambas, Kalimantan, yaitu Syekh Ahmad Khatib Sambas (lahir di Sambas tahun 1803 dan wafat di Mekkah tahun 1875). Beliau seorang ulama yang mendirikan Perkumpulan Tariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Tariqat ini sangat terkenal termasuk di Jawa sebagaimana terkenalnya Tariqat Al Khalidiyah Naqsyabandiyah di Sumatera dan Tanah Semenanjung Melayu.
Pada hari ini, lanjut Gus Ghofur, disampaikan cerita ini kepada seluruh santri yaitu kebesaran para ulama Nusantara di Mekkah yang setara dengan ulama asli bangsa Arab. Bahkan ilmunya diakui oleh ulama-ulama dunia.
''Dengan cerita ini saya berharap akan lahir ulama-ulama besar dari Pondok Pesantren Babussalam. Dan semoga di antara anak-anak kami para santri ada lahir menjadi ulama besar yang diakui dunia sebagaimana para ulama yang baru kita bicarakan kebesarannya tadi," ungkap Gus Ghofur penuh harap.