Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Kamis, 06 Agustus 2020 | 16 Zulhijjah 1441 H | Dibaca : 10267 Kali
Inilah Doa Ketika Menyembelih Hewan Qurban
Penulis
Reporter
Seperti biasa panitia qurban selalu banyak karena ini kerja berjama'ah alias gotong royong. Tapi hanya sedikit orang yang bertugas menyembelih hewan-hewan yang diqurbankan.
Pada qurban kali ini, ada empat ustad yang bertugas menyembelih. Beliau-beliau ini sudah langganan. Mereka adalah Ustad Jauli, Ustad Mahfuz Ikhsan, Ustad Muhammad Dahlan dan Ustad Muhammad Ali Siregar.
Di sisi lain kita sering melihat petugas pemotongan hewan bekerja. Tapi mungkin tak semua tahu apa doa yang dibaca soal menjalankan tugas tersebut.
Keterangan: Ustad Jauli sedang menjalankan tugasnya
Dalam Islam semua amal ada doanya. Termasuk pekerjaan yang dilakukan petugas pemotongan hewan qurban. Ya karena ini juga ibadah. Doanya seperti foto utama dari berita ini (diambil dari web umma.id).
Adapun maknanya seperti berikut.
1. Membaca Bismillah. Untuk mengawali doa maka diawali dengan “bismillah” yang artinya “dengan nama Allah”. Dalam hal ini ketika mau menyembelih hewan, kita lakukan karena untuk Allah yang disaksikan oleh Allah.
Keterangan: Ustad Mahfuz Ikhsan sedang bertugas
2. Membaca Takbir. Membaca “takbir” yang artinya “Allah Maha Besar”. Kumandang takbir menunjukkan rasa syukur dan pujian kepada Allah atas hidayah, taufiq, dan nikmat-nikmat-Nya. Bacaan takbir juga berarti memperlihatkan kepada kita bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan agung.
3. Bacaan “Minka”. Kata “minka” yang artinya “dari-Mu”. Ini memberi pemahaman dan kesadaran pada orang yang berqurban bahwa hewan disembelih adalah berasal dari Allah. Dia-lah yang memberi binatang-binatang ternak bagi manusia, supaya mereka bersyukur kepada-Nya.
Keterangan: Ustad Ali Siregar sedang melaksanakan tugasnya
Semua harta yang ada pada kita sesungguhnya hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa saja diambil lagi oleh-Nya. Maka, orang yang mengucapkan kata ini seakan mengatakan kepada dirinya: “Hidup dan hartaku semuanya kepunyaan Allah, semuanya datang dari-Nya dan akan kembali pada-Nya.”
4. Bacaan “Laka”. Bacaan “laka” yang artinya “untuk-Mu atau karena-Mu”.
Hal ini memberi arti keikhlasan bagi orang yang berqurban.
Dalam arti, kemauannya untuk menyembelih hewan qurban secara simbolis menunjukkan kerelaan dan ketulusannya untuk lebih mengutamakan keinginan Allah daripada kepentingan dirinya.
Kepentingan dirinya adalah harta benda yang dimilikinya. Sedangkan keinginan Allah adalah perintah-Nya. Kehendaknya untuk menyembelih hewan qurban juga secara tersirat menunjukkan keikhlasannya untuk berbagi dengan sesama.
5. Bacaan “Hadza ‘Annaa”. Bacaan “Hadza ‘Annaa” yang artinya “Qurban dariku”. Hal ini menjadi sebuah doa dan harapan agar Allah berkenan menerima ibadah qurban kita. Setelah upaya kita untuk berbuat ikhlas dan memasrahkan diri kepada-Nya.
Hal ini menandakan bahwa secara substansial, orang yang melaksanakan qurban belum dapat disebut “berqurban” (diterima qurbannya). Jika dalam dirinya kita tidak tertanam keikhlasan, kepasrahan kepada Allah, serta semangat untuk membantu dan meringankan penderitaan orang lain.
Allah menilai ibadah qurban bukan dari banyaknya daging qurban yang dipersembahkan, tapi lebih pada efek berqurban yang dijalaninya. Yakni segi ketakwaan, motivasi keimanan, keikhlasan, kepasrahan diri, dan solidaritas, serta kepedulian sosial. Allah menegaskan hal ini dalam firman-Nya.
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah, telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan, berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-Hajj ayat 37).(*)