Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Sabtu, 10 September 2022 | 13 Safar 1444 H | Dibaca : 1110 Kali
Pentingnya Merasakan Nikmat Sebagai Umat Karena Cinta Pada Allah
Syekh Ali bin Abubakar Bafadhol merasakan hal sama seperti dirasakan Tuan Guru Syekh Ismail Royan. Yakni nikmat iman dan nikmat Islam.
Itu dirasakannya ketika sampai di Pekanbaru. Khususnya ketika menginjakkan kaki di Pondok Pesantren Babussalam. Ia merasakan disambut seperti saudara sendiri.
"Seperti kutipan ayat yang disebutkan Tuan Guru Syekh H Ismail Royan tadi bahwa Innamal mu'minuuna ikhwah," ujar Syekh Ali seperti yang diterjemahkan Ustadz Khoirul Fajri.
Begini lengkapnya QS Al-Hujurat 10: Innamal mu'minuuna ikhwatun fa ashlihuu baina akhawaikum, wattaqullaha la'allakum turhamuun. (Sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat)."
Dilanjutkan Syekh Ali, berkumpulnya kita karena satu sebab yakni ikhwah fillah. Dan kita cinta sesama karena ikhwah fillah. Yakni bersaudara karena Allah.
Beliau merasakan dimuliakan di sini karena cinta kita pada Allah. Dan beliau berdoa, "Semoga kita semua di hari akhir dikumpulkan bersama oleh sebab cinta kita ada Allah."
Rasa itu, masih menurut Syekh Ali, diambil dari hati sanubari insan. Dan yang tidak ada sanubari maka tidak bisa merasakan.
Bahkan lanjut beliau, agama Islam adalah berasal dari rasa sanubari. Shalat berasal dari rasa. Puasa juga berasal dari rasa. Baca Qur'an juga diperlukan dari rawan yang bersih. Cinta Rasul juga diperlukan rasa. Juga cinta pada Allah.
Tapi sayang rasa cinta sebagian umat hanya diperlihatkan sebatas pada gambar. Gambar orang shalat, gambar mengaji dan lainnya. Ia khawatir itu nanti bisa menyebabkan umat jadi orang musyrik. Itu karena umat tidak mendapatkan rasanya sebagai orang Islam.
Syekh Ali mengisahkan, ada seorang sahabat bertanya pada sahabat lainnya alasan masuk Islam. Maka sahabat menjawab bahwa pada ia memandang wajah Rasulullah maka ia yakin wajah beliau tidak memperlihatkan sebagai seorang penipu, pembohongan.
"Dan karena rasa inilah, maka sahabat tadi mencintai Rasulullah," ujar Syekh Ali lagi. (*)