Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Senin, 23 Januari 2023 | 1 Rajab 1444 H | Dibaca : 808 Kali
Ketua FKPMR Bicara Tentang Peradaban Islam, Melayu dan Tantangannya di Ponpes Babussalam
Tokoh masyarakat Riau Dr drh H Chaidir MM melakukan kunjungan silaturahim dan kuliah umum di Pondok Pesantren Babussalam, Kamis, 12 Januari 2023.
Beliau hadir sebagai Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR).
Pak Chaidir datang bersama sejumlah tokoh masyarakat Riau lainnya. Di antaranya Bapak Endang Sukarelawan (Sekjen FKPMR), Bapak/Ustadz Sarjono Amnan, Bapak Muhammad Herwan (Wakil Sekjen FKPMR), dan Bapak Tengku Amin (zuriyat Kesultanan Siak).
Dalam kuliah umumnya, mantan Ketua DPRD Riau ini, berkisah tentang lahirnya peradaban Islam di Eropa pada pertengahan abad ke tujuh masehi. Tepatnya di Andalusia, Spanyol selama 400 tahun.
Pada akhirnya, Kesultanan Islam yang menjadi pusat peradaban dunia saat itu, juga runtuh. Penyebabnya, lanjut tokoh Riau asal Rokan Hulu itu, terjadinya pertikaian antara Kesultanan Islam kecil yang banyak muncul kemudian.
Kesultanan-kesultanan kecil itu berasal dari kesultanan induk. Namun sesama mereka akhirnya saling berebut wilayah dan kekuasaan.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh penguasa Kristen Spanyol. Mereka menawarkan bantuan untuk memerangi satu sama lain.
Hal itu menyebabkan Kesultanan Islam semakin lemah. Dan pada akhirnya perlahan bisa ditundukkan oleh penguasa Kristen Spanyol.
"Akhirnya, Islam yang terbagi-bagi dalam kesultanan kecil itu runtuh di Spanyol," ujar Pak Chaidir.
Oleh karena itu, jelas Pak Chaidir, umat Islam harus mengkaji kemampuannya terus-menerus. Mengkaji kelebihan dan kekurangannya.
Termasuk juga harus dilakukan saat ini. Karena tidak hanya Riau, jelas beliau, Indonesia dan juga Islam, dihadapkan pada situasi yang mengalami perubahan cepat.
Allah telah mengingatkan dalam QS. Ar-Ra'd Ayat 11. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri".
"Jadi kalau kita, orang Melayu masih berpikir dengan pola-pola lama, maka kita akan digilas oleh perubahan," ujar Pak Chaidir mengingatkan.(*)