Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Selasa, 04 Maret 2025 | 4 Ramadhan 1446 H | Dibaca : 59 Kali
Keluarga Besar Ponpes Babussalam Beri Tepuk Tepung Tawar Untuk Pasangan dan Keturunan Baru
Tradisi tepuk tepung tawar masih terjaga dalam keluarga besar Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan. Ataupun di Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru.
Tradisi Melayu tersebut dilakukan antara lain untuk menyambut kehadiran orang baru. Misalnya karena kelahiran anak ataupun oleh sebab terjadinya pernikahan.
Ini sebagai satu ungkapan rasa syukur sekaligus representasi kegembiraan akan kehadiran anggota baru dalam keluarga besar.
Penyambutan tersebut berlaku untuk semua insan yang menjadi bagian dari Ponpes Babussalam. Dari keluarga besar pimpinan yayasan maupun dari majelis guru dan karyawan di semua unit pendidikan.
Pada Kamis, 27 Februari 2025, seremonial tersebut dilaksanakan di Gedung Serbaguna Haji Ahmad Royan, kompleks Ponpes Babussalam, Jl HR Subrantas, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani.
Mereka yang mendapatkan momongan baru tercatat ada 4 keluarga. Yakni pasangan guru SMA Babussalam Ustadz Abdurrahman Anir Lc dengan Muthiah Nur Hidayah. Pasangan ini mendapatkan anak kedua, dengan nama Nur Khodijah Assya'baniah.
Berikutnya ada pasangan Ustadz Valenti Ogongsa SPd dan T Lizatul Muslim SE, yang keduanya dari unit SMA. Sementara buah hati kedua mereka diberi nama Medina Zalea Ogongsa.
Berikutnya ada bayi Rafasya Rahandika. Merupakan anak pertama dari pasangan Ustazah Puji Astuti MPd guru SMP dan Fajar Wirawan.
Terakhir, Kinanti Fikoeritrina Sidiq. Ini adalah anak kedua dari pasangan Ustadz Ahmad Sidiq MPd dan Ustazah Desy Melisa MPd, yang merupakan masing-masing guru di SMP dan SMA.
Sementara untuk pasangan yang baru menikah di keluarga besar Babussalam ada 4 pasang. Di antaranya, ada Ustazah Hafizatul Ardy MPd (guru SMA), dengan suaminya, Firdaus.
Kedua pasangan baru Wawan Rafiko MPd, guru SMA, dengan istrinya Ria Oktari Abadi SE.
Selanjutnya, Ustazah Hj Asmidar SPd, guru di SMP. Suaminya bernama Khalifah Asári Adnan.
Terakhir, berasal dari unit SD. Mereka adalah Ustadz Zainal SPd dan istrinya Elisa Harahap.
Prosesi tepuk tepung tawar dilakukan oleh Tuan Guru Syekh H Ismail Royan beserta Umi Hj Yuyun Suhaira. Para kepala sekolah dari semua unit juga ikut melakukan hal yang sama.
Tentu saja, tidak terlupakan doa-doa dan lantunan sholawat dari hadirin pada momen tersebut.
Seperti biasanya, Tuan Guru beserta Umi Yun menyediakan pula bingkisan untuk pasangan atau keturunannya.
Selamat menempuh hidup baru bagi yang baru menikah. Semoga rumah tangganya langgeng dan selalu dirahmati Allah subhaanallu wataála. Jadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah.
Bagi yang dapat momongan, semoga keturunannya jadi anak soleh dan solehah.
Diakui sebagai Karya Budaya Riau Tepuk tepung tawar sudah diakui sebagai karya budaya dari Provinsi Riau dengan SK Penetapan Nomor: 362/M/2019 dengan nama "Tepuk Tepung Tawar Riau" (kemendikbud.go.id).
Sekilas, Tepuk Tepung Tawar merupakan salah satu tradisi dalam masyarakat Melayu untuk mengiringi berbagai upacara. Seperti upacara perkawinan, khitanan, upah-upah, syukuran karena mendapat rezeki, sarana penyembuhan, dan sebagainya.
Dengan kata lain tepuk tepung tawar dapat dilaksanakan hampir pada semua upacara yang ada pada masyarakat Melayu. Bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur dan memberikan do’a selamat.
Tradisi Tepuk Tepung Tawar juga bertujuan untuk memberikan penghargaan pada seseorang atau sekelompok orang yang mengalami atau mendapatkan sesuatu. Pada kalangan orang Melayu yang memiliki rasa kekerabatan dan kekeluargaan yang kuat, maka jika seseorang berhasil mendapatkan sesuatu, wajib memberikan ucapan selamat dengan melaksanakan tradisi Tepuk Tepung Tawar.(*)