Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Jumat, 15 Februari 2013 | 4 Rabiul Akhir 1434 H | Dibaca : 4328 Kali
Sandiaga S Uno Senang Berada di Lingkungan Pesantren
Penulis
Reporter
PEKANBARU-Pengusaha nasional yang juga mantan Ketua DPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Sandiaga S Uno bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru, Kamis (14/2). Kunjungan kali ini dinilai istimewa mengingat pertemuan antara senior HIPMI di lingkungan pesantren.
Rombongan disambut Pemimpin Pesantren Babussalam, Syech Haji Ismail Royan yang juga pernah menjabat ketua DPD HIPMI Riau. Turut mendampingi Sandiaga, Ketua Dewan Pembina DPD HIPMI Riau, Rizaldi, Ketua Dewan Penasehat DPD HIPMI Riau Muhammad Hasbi, Senior HIPMI Riau H Muhammadun dan Bendahara Umum HIPMI Riau Afrizal Majid.
Sandiaga S Uno merupakan jati Riau kelahiran Pekanbaru tepatnya di Rumbai. Mantan Ketum HIPMI ini masuk dalam 100 orang sukses dan terkaya di Indonesia.
Dalam sambutannya, Haji Ismail Royan bercerita tentang perjalanan karirnya yang semula seorang pengusaha, namun tanpa diduga-duga memimpin pondok pesantren. "Di dunia usaha untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan kerja keras dan disiplin. Begitu juga di dunia pesantren, diperlukan kerja keras dan disipilin untuk mewujudkan visi dan misi pesantren," ungkapnya.
Haji Ismail sangat berterimakasih kepasa Sandiaga yang berkenan berkunjung ke Babussalam karena jarang-jarang ada pertemuan seperti ini dilakukan di pondok pesantren dengan nuansa yang penuh dengan religius.
Lecut Motivasi
Sementara itu, Sandiaga melecut spirit belajar dan semangat etos kerja ratusan santri yang ikut hadir dan menyambut pengusaha muda ini. Motivasi dan etos kerja yang dipaparkan Sandiaga S Uno mendapat antusias dari ratusan satri/satriwati Pesantren Babussalam.
Banyaknya para santri yang melayangkan pertanyaan di balik kesuksesan Sandiaga S Uno sebagai pengusaha sukses di Indonesia. Menurut Sandiaga, tidak ada seseorang yang sukses menjadi pengusaha tanpa kerja keras dan seizin Allah.
"Pesan orang tua saya ketika masih kecil harus tekun belajar dan menjadi direktur utama sebuah bank nasional, " ujar Sandi mengawali rekam jejak perjalanan karirnya kepada ratusan santri.
Diceritakannya, saat krisis ekonomi menghantam Indonesia pada 1997, langkah Ia menjadi direktru keuangan sebuah bank terhenti.Dunia terasa gelap."Dan tidak pernah terbayang dibenak saya bakal tidak mendapat penghasilan tetap dan saya pun di PHK. Namun itu tidak berlangsung lama. Saya bangkit kembali dengan memulai usaha dibidang jasa, " ujar Sandi.
Sandiaga menegaskan kepada santri, satu motto hidup yang dijalani saat itu yakni bagaimana bisa bertahan dan menciptakan penghasilan untuk menghidupi keluarga.
"Tidak ada yang kebetulan semua itu berawal dari niat dan mandiri.Disiplin dan kerja keras menjadi mutlak dilakukan seseorang dalam mengapai cita-cita. Mustahil tanpa disiplin dan kerja keras cita-cita tersebut dapat terwujud, " tegas Sandi disambut aplaus dari ratusan santri.Sandiaga berpesan kepada santri untuk memaksimalkan hidup dengan menjalankan empat etos kerja, seperti kerja keras, ilmu dan inovasi, kerja tuntas diakhiri kerja ikhlas. ajs/rac