Dalam Rangka mengisi kegiatan sekolah, santri SMP Babussalam didampingi oleh Guru Pembina mengadakan kunjungan ke Malaysia .
Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Reporter
Bahkan pada akhir 2016 H Bulyan Royan sempat membangun sebuah pondok pesantren di tanah kelahirannya, Kubu, Kabupaten Rohil. Namun karena sering sakit, pembangunan fisik Ponpes yang baru sekitar 30 persen itu terhenti.
"Rencananya Ponpes itu khusus untuk anak-anak tidak mampu. Itu keinginan abah dari dulu. Kemarin abah sempat bilang, kalau nanti meninggal mau di makamkan di Ponpes. Namun karena belum jadi (dibangun) dimakamkan di sini (Pekanbaru)," ujarnya bercerita.
Soal penyakit almarhum, Saidil menuturkan, bahwa tahun lalu sang ayah divonis terkena penyakit ginjal. Setelah itu selalu rutin melaksanakan cuci darah. Pada September 2016 melakukan operasi transplantasi ginjal. Namun awal Juli lalu, kondisi kesehatan almarhum Bulyan kembali menurun. Keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa almarhum berobat ke Malaysia.
"Di sana kami temani abah selama 18 hari. Dokter Malaysia bilang kalau operasi abah gagal, harus cuci darah terus," katanya.
Sepulangnya berobat dari Malaysia, pihak keluarga membawa almarhum ke Pekanbaru. Baru saja sampai dan turun dari pesawat kemudian almarhum mengeluhkan sakit dada dan langsung dilarikan ke RS Eka Hospital. "Itu sekitar sepekan kemarin. Saya lupa persisnya. Dari sana keluarga abah minta dibawa ke Jakarta," sambungnya.
Di Jakarta, tepatnya di RS Cipto Mangunkusomo (RSCM), Bulyan kembali mendapatkan perawatan. Sabtu (5/8) ia kembali menjalani cuci darah. Namun karena jadwal cuci darah hanya 2 sift dalam sehari, Bulyan hanya mendapatkan jatah cuci darah selama kurang dari 3 jam.
"Habis cuci darah dibawa ke kamar. Baik-baik aja. Habis itu sesak nafas. Tapi sempat tidur malam. Tiba-tiba pagi tadi (kemarin) batuk, jam 6.00 WIB-lah, keluar darah banyak. Setelah keluar darah langsung koma. Dicek nadi tidak dapet, dibantu terus, dapet lagi. Sekitar jam 7.00 WIB pas meninggal di RSCM," ungkapnya.
Di matanya, almarhum merupakan sosok yang sangat gigih. Serta memiliki semangat tinggi. Bahkan, pada April lalu ia bersama seluruh keluarga menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah umroh. Setelah menjalani ibadah Umroh barulah diketahui bahwa dokter yang melakukan perawatan terhadap almarhum tidak mengizinkan berangkat.
"Tapi karena rasa sayang sama keluarga dia bela-belain pergi umroh sama anak-anaknya. Dia merahasiakan kalau dia gak dikasi izin umroh sama dokter. Ketahuannya, diceritakan sama paman. Walaupun pakek kursi roda, full pulang pergi kemana-mana," kenangnya.(*)
Ket Foto : Tuan Guru Syekh H Ismail Royan memimpin doa di depan pusara sang abang. Foto wajah H Bulyan Royan (insert).
Dalam Rangka mengisi kegiatan sekolah, santri SMP Babussalam didampingi oleh Guru Pembina mengadakan kunjungan ke Malaysia .
Sekali mendayung dua tiga pula dilampaui. Kunjungan Rektor Unilak Pekanbaru ke Ponpes Babussalam memang seperti pepatah lama .