Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Selasa, 16 April 2019 | 10 Sya’ban 1440 H | Dibaca : 2640 Kali
Santri Kelas 8 SMP Babussalam Ziarah ke Makam Habib Noh
Penulis
Reporter
Para santri kelas 8 SMP Babussalam mengikuti Ziarah dan Studi Wisata ke Malaysia, Singapura dan Batam pada 4 - 7 April 2019. Kegiatan rutin tahunan ini diikuti 94 santriwan/santriwati dengan 10 guru pendamping.
‘’Tuan Guru Syekh H Ismail Royan selaku pimpinan Pondok Pesantren Babussalam turut mendampingi para santri. Beliau sudah terlebih dahulu menunggu di sana,’’ jelas Kepala SMP Babussalam, Drs H Alimunar.
Kegiatan ziarah dan studi wisata ini memang sudah menjadi agenda tahunan di Ponpes Babussalam. Sebenarnya untuk santri kelas 8 destinasi kegiatan ke Pulau Jawa. Namun karena naiknya harga tiket pesawat domestik beberapa waktu belakangan maka destinasi dialihkan ke Malaysia, Singapura dan Pulau Batam.
Satu dari beberapa tempat yang dikunjungi adalah makam Habib Noh di Singapura. Itu adalah makam seorang sufi yang sudah berusia lebih satu abad.
Mengutip sufiz.com, di ketinggian sebuah bukit terlihat bangunan cantik yang dikelilingi taman asri, bersih dan tenteram. Dari Jalan Palmer, semua tampak jelas. Burung-burung merpati yang bebas berterbangan atau bertengger di sekitarnya menambah kesejukan suasana di tengah kesibukan Bandar Raya Negeri Singa tersebut. Penduduk setempat, dari rumpun Melayu atau kaum muallaf, juga orang-orang dari berbagai negeri, seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia banyak menziarahi tempat yang dikenal sebagai keramat Habib Noh ini.
Makam Habib Noh ini dibangun pada 1890 oleh Syed Mohammad bin Ahmad Alsagoff. Bangunan di atas bukit itu – orang harus melalui 49 anak tangga untuk mencapainya – dibiayai para dermawan. Di masa lalu pemeliharaan tempat keramat itu dilakukan olah para sukarelawan, yaitu orang-orang yang percaya dan mengharap berkah dari memelihara makam wali sakti itu. Tetapi sejak 1936 ditangani Dewan Muslim dan Hindu, yang akhirnya dialihkan kepada Muslim Council of Singapore (MUIS).
Sekarang makam tersebut dijaga dan dirawat oleh seorang imam dibantu asistennya. Tugasnya antara lain menertibkan para peminta-peminta. Para peziarah yang ingin memberikan uang kepada para pengemis diminta untuk menyerahkan kepada mereka, lalu sang asisten imam akan membagi-bagikan dengan sama rata. Penduduk di sekitar makam pun masih meneruskan tradisi menyumbang sesuatu bagi kepentingan peziarah, dari mulai memberikan makanan sampai kipas angin.
Batu nisan makam dililit kain berwarna kuning terang, yang diasosiasikan dengan kesucian. Sementara makamnya diselimuti kain hijau, warna yang selalu dihubungkan dengan Islam. Harumnya wewangian dan bunga memenuhi segenap ruangan makam.
Di luar, berterbangan dan bertengger bebas burung-burung merpati. Ini menambah keyakinan para peziarah bahwa makam ini memang keramat. Burung, ayam dan kelinci pun merasa aman di sana.(*)
FOTO : Pimpinan Ponpes Babussalam Tuan Guru Syekh H Ismail Royan (foto kanan) dan Hj Yuyun Suhaira (foto kiri) didampingi para guru dan santri foto bersama di anak tangga makam Habib Noh.