Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Jumat, 17 September 2021 | 9 Safar 1443 H | Dibaca : 1354 Kali
In Memorium Ustadz Drs Musliman: Sempat Minta Difoto Saat Dirawat Untuk Kenangan
Penulis
Reporter
Jumat pekan lalu, tepatnya 10 September 2021 malam pukul 22.10 menit, Keluarga Besar Pondok Pesantren Babussalam, lebih khusus SMA Babussalam, berduka dengan berpulangnya ke Rahmatullah, sosok guru yang baik dan sederhana.
Beliau adalah Ustadz Drs Musliman bin Ruslan. Ustadz Musliman yang lahir pada 20 Agustus 1964 di Bengkalis tersebut, wafat karena sakit. Beliau wafat dalam usia 57 tahun.
Pengakuan sebagai orang baik tentu datang dari orang lain. Dari tetangga beliau yang tinggal di Perumahan Sakinah, di samping kompleks Ponpes Babussalam Pekanbaru, guru ataupun dari santri-santriwati beliau.
Bu Sulastri, istri Ustadz Musliman, mengaku kepada setiap pelayat yang datang selalu meminta maaf dan mohon didoakan untuk almarhum. Namun pelayat selalu bilang bahwa Ustadz Musliman adalah orang baik.
''Tapi tetangga maupun santri-santrinya dulu selalu bilang tak perlu minta maaf, Bapak orang baik,'' begitu cerita sang istri yang masih berduka.
Maka tak heran, selain banyak yang datang, para tetangga pun membantu menyediakan makanan dan lainnya selama takziah. Bahkan makanan yang diberi tersebut berlebih-lebih.
Para santri ataupun alumni Ponpes Babussalam juga banyak yang datang. Malah ada yang alumni angkatan 1993.
Menurut Bu Sulastri, pada tahun 1993 itu Ustadz Musliman selain guru mata pelajaran matematika, juga bertugas sebagai pembina asrama putra. Maka dari itu almarhum termasuk guru senior di Ponpes Babussalam.
Di akun facebook-nya, tertulis beliau mulai mengajar di SMA Babussalam 11 Juli 1988. Selain guru mata pelajaran, beliau juga pernah dipercaya sebagai wakil kepala sarana dan prasarana, wakil kepala kurikulum, dan koordinator Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Babussalam.
Menurut cerita istri beliau, Ustadz Musliman sudah lama menderita diabetes. Dan belakangan ditambah lagi sakit asam lambung. Dan sekitar sebulan terakhir sakitnya kambuh dan kondisi mulai lemah.
Maka beliau sempat pula dirawat beberapa kali di rumah sakit. Sebenarnya beliau tidak mau ke RS karena takut diperlakukan sebagai pasien Covid-19. Tapi karena memenuhi saran istri dan keluarga, beliau pun bersedia.
Dan beliau pun harus menjalani tes PCR sebagai syarat untuk dirawat. Dan alhamdulillah hasilnya negatif. Ini dijalani di RS Aulia.
Sebelumnya Ustadz Musliman juga pernah dibawa di RS Sansani, RSUD Arifin Achmad. Beliau juga sempat menjalani beberapa kali cuci darah di RSUD dan RS Aulia. Selama menjalani perawatan di RS, Bu Sulastri selalu mendampingi dengan sabar dan ikhlas.
Usai menjalani perawatan awal di RSUD, fisik dan semangat Ustadz sempat segar, muncul dan bisa jalan sendiri. Maka diizinkan dokter pulang.
Namun sebelum pulang, cerita Bu Sulastri, Ustadz sempat meminta untuk difoto. Malah beberapa kali. Tapi foto-foto itu tidak untuk di-upload di instagram. ''Hanya untuk kenang-kenangan kita saja,'' kisah Bu Sulastri.
Setelah sampai di rumah, kondisi Ustadz Musliman kembali drop. Maka keluarga pun berupaya membawa kembali ke RS Aulia. Tapi beberapa hari dirawat di sini, upaya terbaik yang dilakukan tidak berhasil.
Sabtu, 11 September 2021, almarhum dishalatkan di Mushalla Assakinah, Perumahan Sakinah, usai Shalat Zuhur. Tempat persemayaman terakhir almarhum di TPU Uka Jalan Garuda Sakti, Kecamatan Binawidya, Pekanbaru.
Ustadz Musliman meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Anak pertama laki-laki sudah bekerja, yang kedua perempuan sedang menyusun skripsi di Prodi Matematika FKIP Unri, dan ketiga putri santriwati kelas XII SMA Babussalam.(*)