Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Selasa, 08 September 2020 | 20 Muharram 1442 H | Dibaca : 1863 Kali
Motivasi Dari Gilang Dan Farhan, Alumni Pesantren Babussalam Yang Sukses Meraih Cita-Citanya
Penulis
Reporter
Kunjungan dua alumni Pesantren Babussalam yang sudah berhasil menggapai cita-citanya telah pernah diberitakan beberapa waktu lalu. Tetapi ada sesuatu yang penting disimak dari kunjungan tersebut yang belum sempat dipublikasi.
Yaitu pesan-pesan dua senior tersebut kepada adik-adik kelasnya yang disampaikan usai Shalat Ashar di Masjid Darussalam pada Senin, 27 Juli 2020 tersebut.
Kebetulan yang sudah mulai masuk asrama ketika itu adalah para santri kelas IX SMP Babussalam dan kelas XII SMA Babussalam. Dan dengan menerapkan protokol kesehatan lawan Covid-19, hanya para santri putra yang shalat berjamaah di Masjid.
Usai shalat berjamaah, Letnan Dua Muhammad Gilang Rahmadillah dan Inspektur Dua Polisi Muhammad Farhan Arrafi diminta berbagi pengalaman kepada para juniornya.
Gilang, sang perwira muda TNI AU, mendapatkan kesempatan pertama bercerita. Ia cerita bagaimana tekad dan langkah-langkah yang dilakukan selama masa sekolah, guna mempersiapkan diri untuk meraih cita-cita.
''Contohnya Abang. Abang cita-citanya ingin menjadi pilot pesawat tempur. Maka Abang tempel gambar pesawat tempur di dinding kamar Abang,'' ujar Gilang yang dilantik sebagai perwira muda oleh Presiden Jokowi, Selasa 14 Juli 2020.
Gilang memang bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur TNI AU. Kedua, Gilang membuat kalimat di foto pesawat tempur. Gilang menuliskan kalimat, ''Aku Bisa''.
Kalau adik-adik santri mau jadi arsitek, lanjut Gilang, bisa buat gambar diri sendiri seperti arsitek. Intinya, adik-adik harus bisa memotivasi diri sendiri. Caranya bisa berbeda bagi setiap orang.
''Jangan pernah anggap diri kita tak berharga. Siapa lagi yang menghargai diri kita kalau bukan kita sendiri,'' jelas Gilang lagi.
Lalu Gilang menggambarkan apa yang disebutnya filosofi berlian kepada para santri. Awalnya berlian hanya batu-batuan yang tertimbun ribu kilometer di perut bumi. Ia mengalami proses pemanasan dari panas bumi bertahan-tahun lamanya.
Maka yang membuat berlian itu berharga karena mengalami proses yang lama dan keras. Lalu ia digali dan ditempa, untuk dibentuk sesuai keinginan manusia.
Ketiga, ia juga menjelaskan bagaimana dia membuat agenda berupa jadwal dan target-target yang ingin diraihnya. Itu sebagai jalan menuju cita-cita yang diinginkannya.
''Maka di sini kita ditempa. Menjadi sesuatu yang luar biasa,'' ungkap Gilang semangat.
Farhan menambahkan terkait persiapan untuk mengikuti tes seleksi calon taruna. Pertama ia menekankan pentingnya mempersiapkan diri untuk membahas soal-soal mata pelajaran seperti matematika, bahasa Inggris dan lainnya.
''Perlu diingat bahwa persaingan bukan sesama teman tapi dari seluruh Indonesia. Kalau orang berbuat sekali, kita harus berbuat dua kali,'' ujar Farhan.(*)