Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Kamis, 07 November 2024 | 5 Jumadil Awwal 1446 H | Dibaca : 186 Kali
Keluarga Besar Ponpes Babussalam Gelar Doa Bersama Untuk Walimatussafar Umrah
Redaksi
Reporter
Keluarga besar Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru menggelar doa bersama pada Senin, 4 November 2024 malam. Tepatnya, doa bersama untuk walimatussafar umrah.
Doa bersama tersebut bertempat di Gedung Serbaguna Haji Ahmad Royan, kompleks Ponpes Babussalam. Acara ini juga dihadiri sejumlah pimpinan unit sekolah, guru, khalifah Thariqat Naqsabandiyah, dan para santri.
Tentu tak ketinggalan pula sejumlah insan yang akan melaksanakan ibadah umrah tersebut. Di antaranya Tengku Dato' Naizatul Shima sebagai sahabat dari keluarga Tuan Guru yang berasal dari Malaysia. Dan Elhami Syifa, putri dari Tuan Guru.
Dalam sambutan beliau, Tuan Guru Syekh H Ismail Royan menjelaskan, ada 11 orang yang akan melakukan umrah. Dan rencananya akan berangkat pada hari Ahad, 10 November 2024, dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Tuan Guru mengajak jemaah yang hadir untuk mendoakan agar yang pergi umrah diberi keselamatan dalam perjalanan pergi dan pulang. Diberi kesehatan dan kemudahan selama menjalani ibadah umrah.
Sementara itu, Tengku Dato' Naizatul Shima dalam sambutannya mengatakan, rasa syukur bisa kembali bersilaturrahim ke Ponpes Babussalam. Beliau juga mengatakan syukur bisa berjumpa lagi keluarga besar Babussalam, termasuk dengan para santri.
Ucapkan ribuan terima kasih juga beliau sampaikan kepada Tuan Guru yang telah mengadakan acara doa bersama ini. Ucapan yang sama diberikan pula kepada para jemaah yang hadir, termasuk pula khalifah Thariqat Naqsabandiyah yang turut hadir serta mendoakan.
Ditambahkan Tengku Dato' Naizatul Shima, sepulang dari umrah, beliau berencana akan menghadiri acara Haul Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan di Besilam, Langkat, Sumatera Utara.
Istilah "walimatussafar" berasal dari kata "walimah" yang berarti jamuan atau pesta, dan "safar" yang berarti perjalanan. Istilah ini baru muncul pada tahun 1970-an, dan lebih dikenal sebagai "selamatan" atau "syukuran".
Tradisi ini berkembang di Indonesia sebagai cara masyarakat Muslim untuk mengumpulkan keluarga, sahabat, dan tetangga dalam acara doa dan syukuran. Ini sebagai bentuk syukur dan permohonan kelancaran bagi para jemaah haji sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci.(*)