Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Kontak Kami
Jalan HR.Soebrantas No.62 Pekanbaru, Riau
(0761) 6700646
pesantrenbabussalam@gmail.com
Teks foto:
Sabtu, 27 Desember 2025 | 7 Rajab 1447 H | Dibaca : 9 Kali
KH Idrus Ramli Bahas Bencana Alam Menurut Dua Hadits Nabi dalam Khutbahnya
Redaksi
Reporter
KH Muhammad Idrus Ramli berkesempatan menjadi Khatib Shalat Jumat di Masjid Darussalam, kompleks Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru, pada Jumat, 26 Desember 2025.
Beliau mengangkat tema bencana alam yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Secara umum, penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor tersebut karena maraknya penebangan hutan.
Di sisi lain, pendakwah yang digelar Pendekar Aswaja ini, juga mengatakan terus terang dari sudut pandang agama karena kemaksiatan yang dibuat manusia.
Beliau pun merujuk pada dua Hadits Nabi. Pertama, Hadits Nabi yang diriwayatkan At-Tirmizi, “Dari Saidina Imron bin Husain, Rasulullah berkata akan ada bencana pada umat ini (Islam) berupa pembenaman manusia ke dalam tanah. Kemudian terjadi perubahan fisik manusia seperti wajah. Kemudian pelemparan.”
Dijelaskan KH Idrus, pengertian pelemparan ini bisa jadi manusia dilempar ke tempat lain. Bisa jadi tanah, batu-batu dilempar ke perkampungan yang berarti longsor.
Maka para sahabat pun bertanya, “Ya Rasulullah kapan bencana itu akan terjadi? Rasulullah menjawab, pertama akan terjadi apabila telah tampak, telah merajalela penyanyi perempuan.”
Kedua, muncul atau merajalelanya alat-alat musik. Alat musik berkawan dengan penyanyi. Dimana ada alat musik di situ ada penyanyi, atau sebaliknya. Tentu alat musik ini yang diharamkan oleh agama.
Ketiga, apabila minuman keras telah diminum di mana-mana, layaknya seperti minuman halal.
Pada hadis lain riwayat At-Tabrani dan Al Baihaqi dari Saidina Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda “Apabila umatku telah melakukan lima perkara, maka kehancuran akan menimpa mereka.”
Apa saja lima perkara tersebut? Pertama, apabila telah tampak di antara mereka saling melaknat, saling menyalahkan, saling maki, saling tebarkan kebencian, dan saling tebarkan permusuhan.
Sering kita lihat saat ini, di televisi, di media sosial, media online perbuatan saling menjelekkan seperti di atas. Ini biasa terlihat pada pemilihan pemimpin, atau adanya perbedaan paham dalam agama.
“Ini sama sekali tidak bisa dibenarkan. Karena akan mendatangkan malapetaka,” tegas beliau lagi.
Kedua, kaum laki-laki telah memakai sutera. Bisa jadi ini bermakna bahwa laki-laki yang memakai pakaian perempuan. Seperti dulu biasanya yang pakai anting itu perempuan, dulu yang pakai kalung itu perempuan. Sekarang yang pakai anting belum tentu perempuan, yang pakai kalung bisa jadi laki-laki.
Ketiga, meminum minuman keras. Bahkan, sekarang minuman keras sudah dimodifikasi menjadi serbuk atau pil dan lainnya. Ini sudah terjadi.
Keempat, mereka menjadikan penyanyi-penyanyi perempuan. Di kalangan masyarakat kita sudah umum mendatangkan penyanyi perempuan dan musiknya dalam banyak hajatan.
Kadang juga dilegalisir atau dibenarkan, penyanyinya perempuan, melantunkan lagu-lagu shalawat (islami) tapi penonton laki-laki. Ini juga tidak boleh, akan mendatangkan kemudaratan.
Kelima, laki-laki merasa cukup sesama laki-laki dan perempuan merasa cukup sesama jenisnya saja. Disebutkan juga kaum gay dan lesbi. Ini juga sudah merajalela di negeri kita.
“Jadi hadits ini memberikan pesan tersirat kepada kita bahwa lima perkara seperti ini harus dijauhi oleh umat Islam. Jika ini merebak, atau dibiarkan maka akan terjadi kehancuran bagi umat Islam,” tegas dai asal Jawa Timur ini.(*)