Yayasan Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat ini dipimpin oleh Syekh Haji Ismail Royan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1400 H.
Sabtu, 03 September 2022 | 6 Safar 1444 H | Dibaca : 1288 Kali
Sambut Tamu dari Yaman, Tuan Guru Rasakan Nikmat Iman dan Nikmat Islam yang Sebenarnya
Tuan Guru Syekh H Ismail Royan menggelar seremoni sederhana menyambut tamu saudara seiman dari Yaman. Beliau adalah Syekh Ali Bin Abubakar Bafadhol.
Acara tersebut berlangsung Jumat, 2 September 2022, usai Shalat Jumat. Sekitar 14.00 WIB di Gedung Serbaguna Haji Ahmad Royan. Yang diundang hanya para ustadz, terutama kepala sekolah dan jajarannya dan beberapa khalifah Thariqat Naqsabandiyah.
Pada kesempatan tersebut, Tuan Guru mengundang pula pimpinan Majelis Baitul Habib Wada'wah Pekanbaru, Habib Muhammad bin Haidar Shahab dan Ustadz Karim.
Pada kesempatan itu, Tuan Guru berkisah kepada hadirin awal cerita perkenalan dengan Syekh Ali Bin Abubakar Bafadhol. Syekh Ali adalah murid dan orang kepercayaan dari Habib Umar bin Hafidz, pimpinan Dar al Mustafa, Yaman.
Diceritakan Tuan Guru, pada 2021 berkesempatan mengantar beberapa santri beserta Ustadz Maksum dan Ustadz Rahmadin ke Yaman untuk berkuliah di Wasathiyah University, Provinsi Hadhramaut.
Itu untuk pertama kali menginjakkan kaki di Yaman. Pada saat itu juga tidak punya kenalan di sana. Beliau juga mengaku hanya tahu sedikit tentang Yaman. Yang pasti Yaman juga disebut sebagai negeri para wali.
Maka Tuan Guru pun berdoa. ''Ya Allah pertemukan hamba dengan orang-orang yang sama-sama mencintai Engkau dan Rasul-mu,'' jelas Tuan Guru.
Maka selama Yaman, Tuan Guru dan rombongan dipertemukan pimpinan Wasathiyah University dan juga Syekh Ali. Terutama Syekh Ali yang bertugas menemani Tuan Guru selama dua pekan di sana.
Selama itu, Syekh Ali-lah yang berperan sebagai tour guide-nya. Termasuk memandu ziarah ke makam Nabiyullah Hud, Nabiyullah Adun, ke makam waliyullah, menemui ulama, auliya dan habaib.
''Bahkan beliau ini hapal dengan karomah-karomah para waliyullah, auliya, habaib dan tersebut,'' puji Tuan Guru.
Saat itulah, lanjut Tuan Guru, merasakan nikmat iman dan nikmat Islam. Yang sebenar-benarnya nikmat itu.
Diakui Tuan Guru tidak ada yang dikenal. Termasuk juga saat hadir di majelis ilmu Habib Umar bin Hafidz di Tarim. Juga tidak bisa berbahasa Arab dan sebagainya.
''Tapi saya ada di tengah-tengah orang-orang yang sama-sama mencintai Allah, yang sama-sama mencintai Rasul-nya. Itulah nikmat iman, nikmat Islam yang luar biasa,'' cerita Tuan Guru lagi.
Itu semua karena keimanan dan cinta yang terus dipupuk kepada Allah dan Rasul-nya. Maka akhirnya juga dijumpakan dengan orang-orang yang sama mencintai Allah dan Rasul. Diperlakukan seperti saudara sendiri.
''Maha benar Allah dengan firman-Nya. Innamal-mu`minuuna ikhwatun fa ashli?uu baina akhawaikum wattaqullaaha la’allakum tur-?amuun.''
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."(Al-Hujurat ayat 10).(*)