Ibadah suluk selama 20 hari di Pondok Pesantren Babussalam berakhir pada Ahad, 16 April 2023. Berakhirnya agenda rutin jamaah.
Reporter
Ustadz Muhammad Maksum Lc menjadi Khatib pada Jumat, 28 November 2025 di Masjid Darussalam, kompleks Pondok Pesantren Babussalam, Pekanbaru. Ustadz yang juga guru di ponpes ini sudah beberapa kali menjadi khatib sejak pulang menuntut ilmu di Washatiyah University negeri Yaman.
Pada khutbah kali ini mengangkat tema tentang guru. Berikut cuplikan khutbah beliau.
.jpg)
Pada setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Guru merupakan profesi mulia dan agung karena kita semua merupakan anak didik dari guru-guru yang hebat. Dengan profesinya itu seorang guru menjadi perantara yang menghubungkan manusia murid, dengan penciptanya, yaitu Allah SWT.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaklah ia mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menginginkan kebaikan di akhirat, maka ia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya, hendaklah mencari ilmu” (HR Thabrani).
Hadits ini menegaskan kepada kita betapa pentingnya ilmu di dunia. Karena untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat diperlukan ilmu. Pintu untuk menuju kepada ilmu itu adalah melalui sang guru.

Dilanjutkan Khatib, guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik dan profesional dalam menjalankan tugasnya akan memberi pengaruh yang baik pula bagi perkembangan murid dalam belajar.
Dalam Hadits, Rasulullah Saw bersabda: “Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fiqih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak.” (HR Bukhari).
Khatib juga mengatakan bahwa Rasulullah adalah pendidik terbaik. Di antaranya Beliau memberi teladan kepada para sahabatnya. Diriwayatkan Ibnu Majah, suatu hari Rasulullah menjumpai dua halaqah dalam masjid, yaitu orang yang sedang mengaji Al-Quran dan orang yang sedang belajar mengajar. Lalu beliau bersabda: “Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Qur'an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang diminta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus untuk menjadi guru.” (HR Ibnu Majah).
Nabi telah mendidik para sahabat untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada siapa pun. Beliau memperlakukan orang lain dengan akhlak dan kasih sayang, tanpa memandang status dan strata sosialnya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah Hadits:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata; seorang Arab badui masuk ke dalam masjid ketika Nabi sedang duduk. Orang Arab badui itu lalu shalat. Setelah shalat ia berdoa; ‘Ya Allah, sayangilah aku dan Muhammad, dan jangan engkau sayangi seorang pun bersama kami’. Nabi kemudian berpaling ke arahnya seraya bersabda: ‘Sungguh engkau telah mempersempit sesuatu yang luas’. Setelah itu badui ini kencing di dalam masjid hingga membuat orang-orang segera menghampirinya, namun Nabi bersabda: ‘Siramlah dengan seember air atau dengan satu timba air’. Setelah itu beliau bersabda lagi: ‘Sesungguhnya kalian diutus dengan memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesulitan." (Imam Tirmidzi).
Dalam Hadits ini terlihat bagaimana Rasulullah Saw menghargai seorang Badui, dan memberikan nasihat dengan sangat baik sehingga Badui tersebut terkesan dengan didikan Rasulullah Saw.
Khatib juga memberi penegasan lewat dalil dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11. Allah berfirman: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Ayat ini menyadarkan kepada kita betapa pentingnya ilmu dalam hidup ini. Dalam ayat ini Allah memuliakan orang-orang yang berilmu dan memotivasi orang-orang beriman agar menuntut ilmu dan menjadi orang yang berilmu.
Di akhir khutbah, Khatib mengajak jamaah kembali untuk terus menghormati para pengajar ilmu yaitu guru, mendoakan mereka, mengajak terus menuntut ilmu dan menjadi guru terbaik untuk anak- anak kita. “Selamat hari guru, semoga Allah senantiasa meridhai dan memberikan keberkahan kepada kita semua, Âmîn yâ rabbal‘alamîn,” ujar Khatib mengakhiri khutbahnya.(*)
Ibadah suluk selama 20 hari di Pondok Pesantren Babussalam berakhir pada Ahad, 16 April 2023. Berakhirnya agenda rutin jamaah.
Pak H Saleh Djasit, salah satu tokoh Riau, mengenang awal kedekatan beliau dengan Tuan Guru Syekh H Ismail Royan dan Brigjen .

